Herpes Zoster Otikus

Herpes Zoster Otikus adalah infeksi virus pada telinga dalam, telinga tengah dan telinga luar. HZO manifestasinya berupa otalgia berat yang disertai dengan erupsi kulit biasanya pada CAE dan pinna. Bila disertai dengan paralisis n VII maka disebut sebagai Ramsay Hunt Syndrome. Patofisiologi : merupakan reaktifasi dari varicella-zoster virus (VZV) yang terdistribus sepanjang saraf sensoris yang menginervasi telinga, termasuk didalamnya ganglion genikulatum. Apabila gejala disertai kurang pendengaran dan vertigo, maka ini adalah akibat penjalaran infeksi virus langsung pada N. VIII pada posisi sudut serebelo pontin, atau melalui vasa vasorum. Anamnesis disertai riwayat : nyeri dan terasa panas pada sekitar telinga, wajah, mulut dan lidah. Vertigo, nausea, muntah. Kurang pendengaran, hiperakusis, tinitus. Rasa sakit pada mata, lakrimasi. Vesikel bisa muncul sebelum, selama maupun sesudah terjadinya paralisis n VII.

Perlu ditanyakan riwayat pernah terkena cacar air sebelumnya, bahkan saat masih kecil. Terapi : sampai saat ini sifatnya hanya suportif misalnya kompres hangat analgetik narkotika dan antibiotika untuk mencegah sekunder infeksi. Sebenarnya antivirus memberikan efek yang baik yaitu penyakit menjadi tidak terlalu berat dan cepat membaik.

A 28-year-old Asian man presented to the Ben Taub General Hospital with right facial hemiparesis, a varicelliform rash in his right conchal bowl and lateral external auditory canal, and severe right otalgia. He described a gradual onset of right otalgia followed by right conchal bowl erythema and edema three days before presentation. He began having dry mouth and decreased taste over the right side of his tongue just prior to the development of the rash. The rash and facial nerve palsy were noted simultaneously. He had no complaints of dizziness, vertigo, or tinnitus but did have decreased hearing in the right ear. There was no past history of varicella infection. Physical examination revealed a thin Asian man with stable vital signs and no fever. A rash composed of vesicles of different ages filled the conchal bowl and lateral external auditory canal. The tympanic membrane had no lesions and the chorda tympani nerve could not be seen. Minimal forehead movement and near complete eye closure were noted with no other facial motor function on the right side. Otologic examination was normal on the left. The remainder of the neurological examination was without abnormality. Schirmer testing revealed bilaterally symmetrical tearing to 2 centimeters.

Audiometric analysis showed mild sensorineural hearing loss to 2000 Hz on the right side with moderate sensorineural loss above 4000 Hz bilaterally. No crossed stapedial reflex could be elicited on the left. The tympanogram was type A on the left and type B on the right.

Tuba Auditiva Eustachii

Tuba Auditiva Eustahii merupakan pipa sempit yang menghubungkan kavum timpani dan nasofaring, panjangnya 3,5 mm. Anatomi tuba dibagi menjadi 2 bagian yaitu : pars osseus dan pars kartilago.
Pars oseus pada 1/3 lateral, selalu terbuka
Pars kartilago pada 2/3 medial dan selau tertutup oleh karena :

  • kontraksi otot perituba,
  • daya adesi zat mukous
  • perbedaan tekanan udara kavum timpani dan nasofaring
  • elastisitas kartilago

Otot -otot yang berperan pada pembukaan tuba ada 7 :

  1. m. levator velli palatini
  2. m. tensor velli palatini
  3. m. tensor timpani
  4. m.salphingofaringeus
  5. m. glosofaring
  6. m. konstriktor faring superior
  7. m. stapeideus

Tuba pada anak lebih pendek, lebih horisontalda lebih lebar, karena itu sering mengalami OMA.

Technorati Tags: , , ,

Tulang Mastoid

Prosesus Mastoideus
Mastoid dibentuk oleh tonjolan tulang dari pars skuamosa dan petrosa os temporal. Letaknya tepat dibelakang (dorsal) CAE dan cavum timpani. Dengan procesus zygomaticus membentuk linea temporalis. M. sternokleidomastoid dan m. digastrikus v. posterior melekat pada proses mastoid.
Dibawah linea temporalis terletak segitiga henle dengan area kribosanya.
Mastoid pada orang dewasa mengandung rongga udara yang terlapis oleh mukosa disebut celulae, hingga pada foto rontgen terlihat seperti sarang tawon (honey comb). Selulae ini berhubungan dengan antrum. Menurut letaknya selule mastoid dibagi menjadi :

  • selule perianthral
  • selulae punctum. posterior CAE
  • selulae zygomaticus.

Seluale ini pada anak-anak berhenti berkembang pada usia 4-6 th. Apabila seluale tidak terbentuk maka terjadi sklerotik bone.
Antrum Mastoideum
Merupaka ruangan didalam os temporal yang dilapisi mukosa dgn epitel squamous simplex danmerupakan lanjutan dari cavum timpani. Antrum melanjut ke cavum timpani melalui aditus ad antrum . Atap antrum mastoid adalah tegmen timpani (berbatasan dengan fossa kranii media, bagian medialnya Canalis semisirkularis lateralis dan posterior.
Pertemuan antara tegmen dan sinus lateralis disebut sinodural angle. Dasar antrum berbatasan dengan canalis falopii pars horisontalis.

Technorati Tags: , , , ,

Perjalanan N VII menurut dr. X2

Perjalanan N Fasialis Versi dr. X2

Nervus Fasialis memiliki 2 nukleus yaitu nukleus superior (homo dan kontralateral) dan inferior (heterolateral) yaitu dari gyrus presentralis.  Kemudian mengelilingi n VI( disebut genu internum), kemudian ke cerebelopontin angle kemudian ke MAI bersama dengan N VIII, kemudian membentuk ganlion genikulatum yang mempercabangkan n. petrosus superfisialis mayor, bersama dengan NV yang mencabangkan N. lakrimalis. Kemudian membentuk pleksus timpani menuju ke lidah dan kelenjar sub mandibula dan sub lingua ( disebut pars horisontalis). Sedangkan pars desenden keluar ke foramen stilomastoideus yang mempercabangkan n. stapeideus ( pars desenden atau mastoidea).Tepat sebleum keluar dari foramne stilomastoideus mempervcabangkan korda timpani menuju ke interkordae posterior ( antara krus longus inkudis dan manubrioum malei). N. VII berlanju ke parotis menjadi ramus zygomatico temoralis dan ramus mandibulo servikalis.

perjalanan-n-vii.gif

perjalanan n 7

Menilai parese N VII harus berdasar 4 hal :

  • tipe
  • Lokasi
  • Penyebab
  • Derajat

Gangguan yang bisa timbul berdasarkan lokasi :
– supra nuklear : spastik , wajah bagian atas tidak terkena.
– nuklear : kena nuc n VI : terjadi strabismus konvergen
– Serebelo pontin : gangguan keseimbangan dan pendengaran
– MAI : gangguan keseimbangan dan pendengaran
– ganglion genikulatum : gangguan lakrimasi dengan schimmer test
– Pars mastoidea/ desenden : hiperakusis/ sensitif terhadap suara keras.
– korda timpani : perasa 2/3 depan lidah dan sekresi saliva.
Parese N VII berdasar tipe :
1. Central : spastik, bila dipons –> strabismus
2. Perifer : parese flacid,

Parese N VII berdasar Lokasi:
1. Intra kranial :

  • supranuklear : otak/ kortex(tidak mengganggu otot muka bagian atas
  • nuklear : pons
  • infranuklear : serebelopontin angle

2. Endotemporal :

  • Ganglion genikulatum ganguana lakrima
  • area temporomastoideus mengganggu n. stapeideus
  • foramen stilomastoideus gangguan korda timpani ( pengecapan dan sekretomotor –> submaxilaris)

3. Extratemporal

  • ramus zygomaticotemporalis (otot-otot muka bagaian atas)
  • ramus mandibulocervicalis ( otot-otot muka bagiana bawah)

Berdasar Derajat :

  • Neuropraxia
  • Axonotmesis
  • Neurotmesis