Anatomi Telinga Tengah

Telinga tengah terdiri dari :
1. Gendang Telinga
2. Tuba Eustachii
3. Cavum Timpani
4. Mastoid

Gendang Telinga disebut juga membrana timpani terdiri atas :
a. Pars Flacida terdiri 2 lapis yaitu lapisan kutaneus dan lapisan mukosa
b. pars Tensa terdiri dari 3 lapisan yaitu 2 lapisan seperti pars flacida namun ditengahnya terdapat lapisan jaringan fibrous.
Lapisan fibrous terdiri dari stratum longitudinal dan stratum radial, yang kemudian membentuk anulus fibrosus. Plika timpani anterior dan posterior melekat pada kolum malei.

anat4.gif (GIF Image, 400×339 pixels)


Kavum Timpani

merupakan runag pipi dengan volume 0,25 cc
Isinya :
1. Viscera Timpani terdiri dari :
a. Tulang pendengaran
b. Ligamenum malei lateralis, ligamentum malei superioe dan ligamentum imkudis posterior
c. otot : m. tensor timpani, m. stapeideus yang terlihat adalah tendonya sedangkan ototnya terletak dalam tulang.
d. Saraf korda timpani.

2. Mesenterium TImpani : adalah lipatan mukosa yang menggantung viscera timpani, terdapat 15 mesenterium timpani, gunanya mrmbrti makan viscera, memperluas permukaan sehingga daya resorbsi tambah besar.

master-ear.jpg (JPEG Image, 550×497 pixels) – Scaled (85%)

Tuba Eustachii

terdiri dari :
1. Bagian tulang selalu terbuka, 1/3 lateral
2. Bagian tulang rawan dan membran selalu tertutup 2/3 medial
Tuba Eustachii terbuka akibat kontraksi dari otot :
– m. Tensor veli palatini
– m Levator veli Paltini
– M. salphingo faringeus
– m. tensor timpani

Mastoid
terdiri dari selule dan antrum, gunanya sebagai udara cadangan , sering disebut sebagai retrotimpani.

TIMPANOMETRI

Timpanometri
memunculkan timpanogram yaitu suatu grafik yang mengkaitkan tekanan udara yang melewati CAE.
Hasil timpanogram pada dasarnya dibagi menjadi 3 tipe yaitu :
1. Tipe A: gambaran spt grafik dibawah, menunjukkan tekanan udara di telinga tengah normal. Tipe A ini terbagi menjadi 3 sub grup
yaitu :
A : bentuk grafik normal
As : puncak lebih tinggi biasanya menunjukkan tekanan yang berlebih di telinga tengah
muncul pada dislokasi tulang pendengaran, kekakuan membrana timpani
As : Puncak lebih pendek dari normal menunjukkan kekakuan, seperti pada otosklerosis
Tipe B :
Tidak didapatkan puncak/ flat, biasanya disebabkan karena adanya cairan di telinga tengah atau adanya perforasi membrana timpano,
atau adanya serumen.
Tipe C : ada puncaknya namun bergeser ke kiri menunjukkan adanya tekanan negatif biasanya disebabkan karen disfungsi tuba.

Technorati Tags:

mastoidektomi

Mastoidektomi
3 macam :
1. Simple
2. Modified radical
3. Radical

Mastoidektomi simple :
Menggubungkan telinga tengah dengan mastoid, dimana tulang kanal telinga tetap dipertahankan, sering disebut “canal wall up”. Setelah dibersihkan maka timpqnoplasti bisa dilakukan.

2. Mastoidektomi modified radical .
bedanya hanya dinding tulang cae dibuang juga, sering disebut canal wall down. Tejadi rongga antara cae dan mastoid, shg rongga mastoid terekspose dgn dunia luar. Dilakukan pelebaran cae sering disebut meatoplasty. Prosedur ini dilakukan infeksi berulang yang ekstensif.sehingga rongga mastoid bisa dibersihkan saat follow up.Timpanoplasti masih bisa dilakukan pada prosedur ini.

3. Radical mastoidectomy
Pada prosedur ini ossicula dan mucosa telinga tengah juga dibersihkan . Bahkan tuba eustachii juga diblok. Tidak bisa dilakukan timpanoplasty pada prosedur ini.
Semua jenis me tsb tetap memberikan resiko : kurang pendengaran, tinnitus, dzzines, perot atau ggan pengecapan.
Paul Gidley, MD
(c) 2004 MC ENT A
Medical Center Ear Nose and Throat Associates of Houston

nervus fasialis

Oleh dr Thohar Arifin.
Nervus Facialis dan n. Intermedius(karene terletak diantara N VII dan N VIII) selalu dibicarakan bersama. Komponen nervi cranialis ini adalah :
– motorik
– parasympathis
– pengecapan 2/3 anterior lidah
– sensoris

facial_nerve.gif

N. Intermedius (Wrisberg) dirunut dari cerebropontin angle terletak diantara N VII dan N VIII mengandung komponen SVA dan GSA. Nervus ini dalam perjalananya di MAI bergabung dengan N VII mulai dari Genu N VII(ganglion Geniculi).
Di Genu N VII komponen SVA(neuron orde I) berganti neuron, serabut ini membawa impuls sensoris rasa dari lidah di 2/3 anterior. Dalam perjalananya dari 2/3 anterior lidah fiber akan bergabung dengan nervus lingualis yang anatomis merupakan cabang N. V, kemudian melewati Corda tympani. Fiber melanjut sebagai fasiculus solitarius dan kemudian akan menuju ke Ncl Solitarius atau Ncl. Gustatorius.
GSA fiber membawa impuls sensasi dari MAE dan kulit di belakang auricula. Di central fiber ini akan menerus ke tractus trigeminalis spinalis bagian dorsal
Komponen GVE fiber yang berasal dari ncl. Superior salivatorius dengan neuro trasnmiter collinergic. Cell bagian dorsal dari NCL N X membentu bagian caudal dari Nucleus salivatorius. Overlaping distribusi neuron antara N IX dan N Intermedius memunculkan penamaan NCL salivatorius superior dan inferior. Di Dekat Genu N VII satu group melanjut sebagai n petrosus superficialis mayor yang akan menuju ggl pterigopalatinum berfungsi sbagai secretomotor untuk glandula lacrimalis dan vasomotor untuk membrana mucosa mulut dan hidung. Groups yang lain akan menuju ke ganglion sub mandibularis yang sebelumnya melewati corda tympani dan bergabung dengan n lingulais. Fiber ini bertanggungjawab terhadap sekresi glandula sub mandibularis dan sub lingualis

LESI NERVUS FACIALIS

Bell’s Palsy, lesi paralytic ipsilateral musculus facialis dan lesi sensoris serta autonom sesuai persarafan N Facialis. Lesi motoris total jika lesi terjadi di for stylomastoideus. Pada sisi lesi penderita tidak dapat mengerutkan dahi, menutup mata, meringis, dan mecucu. Fisura palpebralis melebar, lipatan nasolabial mendatar serta angulus oris jatuh ke bawah. Corneal refleks tidak ada namun sensasi cornea masih terpelihara.
Lesi di distal ganglion geniculatum akan menampakan gejala seperti diatas dan disertai dengan gangguan secresi glandula submandibularis dan sublingualis, hyperacusis karena lumpuhnya nervus stapeideus dan sering diikuti dengan hilannya rasa pengecap pada 2/3 anterior lidah.
Lesi Proximal dari N Facialis akan berakibat lesi seperti diatas dan hilannya rasa pengecap 2/3 anterior lidah total dan gangguan secresi lacrima. Hilangnya modalitas rasa pengecap mungkin akan menetap, sedangkan modalitas secretomotor akan regenerasi, namun regenerasi ini kadang menglami keslahan, fiber yang seharusnya menuju ggl submandibularis bergabung dengan n petrosus superficialis mayor, sehingga rangang salvias akan dimanifestasikan dengan produksi air mata. Kondisi ini mengacu pada Syndroma crocodile tears, yang merupakan squele dari bell’s palsy.