KUMPULAN BUKU OTOLARYNGOLOGY

Ingin mendapatkan download pdf/ Help file buku-buku otolaryngologi sms saya 08882464786.

1. Bailey otolaryngology Head and Neck Surgery total 3×90 MB membutuhkan winrar (bisa didownload sekalian).
2. ENT Secret
3. Current Diagnosis and Treatment on Otolaryngology
4. Controversies on Otolaryngology
5. Head and Neck Surgery Clinical and Reference Guide
6. Facial Plastic Reconstructive and Trauma Surgery
7. Pathology and Genetics Head and Neck Tumour
8. Ear , Nose and Throat Head and Neck Surgery
9. Tracheostomy : A multy professional Handbook
10. Winrar — http://www.4shared.com/file/45533836/4e0d40eb/wrar362.html adalah software untuk ngebukanya.

Pilih yang mana ?

jangan lupa cantumkan email saat sms ke saya (08882464786), karena url akan saya sampaikan via e-mail.
O.K

Terapi Gen Supresor Tumor

Suppressor gene therapy

   
 

Kebanyakan tumor pada manusia tampaknya terjadi mulasi dan tidak punya gen
pensupresi tumor. Terutama terlihat pada P53 gen yang mensupresi tumor
mengalami mutasi atau tidak ada pada lebih dari separo keganasan pada
manusia, Sehingga salah satu strategi dalam terapi genetik kanker dapat
difokuskan pada penggantian atau penambahan gen pensupressi tumor.

P53 gen terapi yang paling banyak digunakan adalah adeno virus / retrovirus
sebagai vektor yang menghantarkan gen P53.Virus diberikan secara
intratumoral melalui arteria hepatica (pada kanaker hati), melalui
intra pleural atau melalui infus intraperitoneal. Kanker yang sudah
dicoba dengan P 53 gene terapi adalah non small cell carcinoma pada
paru-paru, kanker kandung kencing, colorectal, glioblastoma, Squamous
cell Carcinoma pada kepala leher, kanker hati primer maupun sekunder
(metastase), ovarium, Peritoneal dan prostat. Data terakhir menunjukkan
bahwa terapi ini potensial menjadi modalitas penting sebagai antikanker.

Photodynamic Therapy

Prosedur
Sensitizer (Photofrin /
Photosan) dengan dosis 2 mg / kg BB diberikan secara intra venous
sekitar 3 s/d 5 menit, 24 s/d 48 jam kemudian dilanjutkan dengan
pengerjaam sinar laser (630 nm panjang gelombangnya) menggunakan probe
fiber optic melalui endoscopy.

Dosis sinar laser yangq diberikan 300 Joule / cm2 pada tunor. Terapi
ini bisa diulang dalam 72 sampai dengan 96 jam sesudah sensitizer.

Kemajuan:

Relatif selektif pada jaringan yang ada sel tumornya.

Dapat digunakan untuk semua tumor.

Toksisitasnya rendah, keamanannya terjamin, tidak menekan daya tahan tubuh maupun sumsum tulang.

Tidak ada dampak buruk bersama cara pengobatan lain seperti pembedahan,
radioterapi maupun kemoterapi

Waktu terapinya Singkat.

Effek terapi utamanya dalam 48 s/d 72 jam.

Indikasi dan effikasi :

Kanker esophagus (obstruksi parsial atau total) angka perbaikannya 95%

Pengobatan radikal pada stadium awal kanker esophagus, angka kesembuhanmya 95% – 100%.

Pengobatan radikal pd kanker paru stadium awal (trahea / bronchial ) angka kesembuhannya 90%.

Obstructive bronchial kanker angka perbaikannya 85%.

Kanker labung yang masih superfisial angka Kesembuhannya 95%.

Kanher leher rahim stadium aoal dou Proliferaasi metaplasi anqha ,Kesenbuhanmya 96%,

Barrett esophaqus ,dengan displasia berat dan adeno carcinoma esophagus angka kesembuhannya 98%.

Stadium awal dari kanker rongga mulut, tumor kepala-leher, otak dan mesothelioma peritonium.

Sarcoma di cavum abdomen, tumor mata, kanker nasopharing, tumor dinding
dada, kanker payudara, kanker kandungan, kanker rectum, kanher saluran
empedu, sarcoma kaposi ,kanker kulit, telah dilaporkan efektif dengan
menggunakan metode terapi ini.

Photofrin / Photosan Diberikan dan secara selective akan terkumpul didalam sel tumor

Pengerjaan dengan sinar laser

Technorati Tags: , ,

PENATALAKSANAAN KARSINOMA NASOFARING

Terapi kanker nasofaring terutama meliputi radioterapi, operasi dan kemoterapi. Radioterapi merupakan terapi paling efektif, setiap pasien yang pada waktu diagnosis belum menunjukkan metastasis multipel harus terlebih dulu menerima radioterapi,atau radioterapi plus kemoterapi.  Operasi bukan pilihan pertama pada karsinoma nasofaring, umumnya hanya digunakan terhadap lesi yang tersisa pasca kemoterapi atau radioterapi.

Masalah dalam terapi karsinoma nasofaring sekarang ini adalah: efektivitas jangka pendek baik, efektivitas jangka panjang tidak ideal. Bagaimana meningkatkan

efektivitas? Setelah terapi konvensional gagal,bagaimana terapinya? Tindakan yang dapat dilakukan adalah:

1. Kemoterapi: sebelum radioterapi, sebelum terjadi fibrosis akibat radioterapi, ketika vaskularisasi local masih baik, gunakan kemoterapi, dapat mengurangi jumlah sel kanker, meningkatkan sensitivitas radioterapi. Kemoterapi pasca radioterapi dapatmembasmi mikrokarsinoma yang tersisa, mengurangi metastasis jauh.

2. Kemoterapi dan radioterapi serentak: dalam proses radioterapi ditambah kemoterapi, dapat menyusutkan tumor, memperbaiki pasokan darah, meningkatkan sensitivitas radioterapi. Banyak obat kemoterapiseperti DDP, MTX, FU, MMC dll. berefek meningkatkan sensitivitas terhadap radiasi, obat tertentu sepertihidroksilurea yang berefek terhadap fase sintesis DNA sel dapat menyeragamkan fase, sehingga kebanyakan sel kanker terhambat pada fase G1 hingga meningkatkan sensitivitas terhadap radioterapi.

3. Kemoterapi dengan kateterisasi ke arteri setempat:

melalui arteri temporalis superfisialis dilakukan kateterisasi retrograd menginfuskan obat kemoterapi dapat mencapai konsentrasi obat setempat yang tinggi untuk membasmi kanker. Ini sesuai terutama pada kanker lokal yang tidak remisi pasca radioterapi, atau pada rekurensi lokal menginfiltrasi p arafaring dan basis kranial.

4. Terapi fotodinamik: sel kanker dapat secara khusus mengikat zat fotosensitif, mula-mula disuntikkan zat fotosensitif, 48 jam kemudian dimasukkan serat optik hingga ke tepi kanker nasofaring, disalurkan laser merah 630nm. Di bawah penyinaran laser, zat fotosensitif mengatalisis molekul oksigen (O2) menjadioksigen tunggal yang berefek sitotoksik hingga membasmi sel kanker. Metode ini terutama sesuai bagi kanker yang tersisa di rongga nasofaring atau kasus yang sudah menginfiltrasi basis kranial. Untuk
pasien yang kambuh setelah terapi konvensional, metode ini dapat menjadi pilihan utama.

5. Implantasi biji iodium-125: di bawah panduan CT atau endoskop, terhadap lesi yang tertinggal atau rekuren, ditanamkan biji iodium-125. Biji itu dapat melepaskan sinar gama jarak pendek yang menyinarisecara kontinu jaringan kanker sekitarnya. Metode ini sederhana, efek sampingnya kecil.

6. Imunoterapi: dari pasien karsinoma nasofaring dikeluarkan darah tepinya, dipisahkan selmononukleusnya, ditambahkan interleukin-2 dandiinkubasi ekstrakorporal untuk menginduksi produksi sel dendritik. Kemudian dari pasien karsinomanasofaring dikeluarkan sel kankernya, dinonaktifkan,diinkubasikan bersama sel dendritik selama 7-10 hari,dapat dihasilkan vaksen sel dendritik anti karsinoma nasofaring. Vaksen ini lalu diinfuskan intravena atau diinjeksikan subkutis atau ke dalam kelenjar limfemetastasis.

Technorati Tags: , ,