Pemeriksaan telinga

Anatomi, Histologi & Patologi Telinga
Oleh : Muhammad al-Fatih II
Anatomi Telinga

Ada 3 struktur anatomi telinga yang penting kita ketahui pada pemeriksaan telinga, yaitu :

Aurikulum.
Meatus akustikus eksterna.
Membrana timpani.
Aurikulum terdiri atas 2 bagian, yaitu :

Bagian yang bertulang rawan terdiri atas heliks, antiheliks, tragus, antitragus, konka dan sulkus retroaurikuler.
Bagian yang tidak bertulang rawan yaitu lobulus.
Meatus akustikus eksternus terdiri atas 2 bagian, yaitu :

Pars kartilagenus.
Pars osseus.
Pars kartilagenus dari meatus akustikus eksterna merupakan bagian lateral dari meatus akustikus eksterna dan sebagai kelanjutan dari aurikulum. Struktur ini memiliki rambut, kelenjar sebaseus dan kelenjar serumenalis. Kulitnya melekat erat pada perikondrium.

Pars osseus dari meatus akustikus eksterna merupakan wilayah medial dari meatus akustikus eksterna dan sebagai bagian dari os temporale. Struktur ini tidak berambut dan memiliki bagian sempit yang disebut ismus meatus akustikus eksterna. Juga tidak mobil terhadap jaringan disekitarnya.

Membrana timpani terdiri atas 2 bagian, yaitu :

Pars tensa.
Pars flaksida.
Pars tensa dari membrana timpani terdiri atas 6 bagian, yaitu :

Manubrium mallei.
Umbo.
Prosesus brevis.
Refleks cahaya.
Plika anterior.
Plika posterior.
Pars flaksida dari membrana timpani yaitu membrana Schrapnelli.

Ciri-ciri membrana timpani, yaitu :

Posisi. Membrana timpani membentuk sudut 450 terhadap bidang horisontal dan sagital. Tepi bawahnya 6 mm lebih ke medial daripada tepi atas. Letaknya lebih horisontal & frontal pada bayi dibawah 1 tahun.
Warna. Membrana timpani berwarna putih mengkilat seperti mutiara.
Ukuran. Tingginya 9-10 mm & lebarnya 8-9 mm.
Bentuk. Membrana timpani berbentuk oval dan lebih condong ke anterior.
Histologi Telinga

Pars tensa membrana timpani terdiri atas 3 lapisan, yaitu :

Lapisan luar. Berupa kulit tipis sebagai lanjutan dari kulit meatus akustikus eksternus.
Lapisan medial. Berupa mukosa sebagai lanjutan dari mukosa yang melapisi kavum timpani.
Lapisan tengah. Berupa membrana propia. Bagian lateralnya tersusun oleh serat radier sedangkan bagian medialnya tersusun oleh serat sirkuler. Serat sirkuler inilah yang menyebabkan pars tensa membrana timpani menjadi tegang.
Pars flaksida membrana timpani tidak memiliki membrana propia.

Patologi Telinga

Ada 4 penyebab terjadinya patologi aurikulum, yaitu :

Kongenital. Misalnya fistula preaurikularis kongenital & mikrotia.
Infeksi. Misalnya erisipelas, dermatitis aurikularis, perikondritis & herpes zoster oticus.
Trauma. Misalnya othematoma & pseudothematoma.
Tumor. Misalnya ateroma.
Ada 5 penyebab terjadinya patologi meatus akustikus eksterna, yaitu :

Kongenital. Misalnya atresia kongenital & stenosis kongenital.
Infeksi. Misalnya furunkel, otitis eksterna difusa & granulasi.
Tumor. Misalnya polip, papiloma & karsinoma.
Korpus alienum.
Serumen.
Ada 3 jenis patologi membrana timpani, yaitu :

Perubahan warna.
Perubahan posisi.
Perubahan struktur.
Perubahan warna membrana timpani dari putih mengkilat menjadi merah dapat disebabkan oleh hiperemia akibat peradangan. Jamur dapat mengubah warnanya menjadi hitam, kuning atau putih. Selain penyebabnya jamur, perubahan membrana timpani menjadi putih dapat juga disebabkan oleh asidum borikum pulveratum.

Ada 2 perubahan posisi membrana timpani yang dapat kita temukan, yaitu :

Retraksi.
Bombans.
Ada 5 efek yang dapat kita amati akibat retraksi membrana timpani, yaitu :

Manubrium mallei memendek akibat tertarik ke medial dan posisinya lebih horisontal.
Refleks cahaya berubah bentuk atau menghilang.
Prosesus brevis menonjol keluar.
Plika posterior lebih jelas.
Plika anterior tidak tampak akibat tertutup oleh prosesus brevis yang menonjol.
Ada 2 efek yang dapat kita amati akibat bombans membrana timpani, yaitu :

Bentuknya lebih cembung karena membrana timpani terdorong ke lateral.
Warnanya merah.
Ada 4 perubahan struktur membrana timpani yang dapat kita temukan, yaitu :

Perforasi. Jenisnya terbagi berdasarkan letak dan bentuk perforasi.
Ruptur. Penyebabnya trauma dengan bentuk bintang dan terdapat bekuan darah.
Sikatriks. Sebagai bekas perforasi yang sudah menutup.
Granulasi.
Berdasarkan letaknya, perforasi membrana timpani terbagi atas sentral, marginal, dan atik. Sedangkan berdasarkan bentuknya, terbagi atas bulat, oval, jantung, ginjal, subtotal dan total.

Daftar Pustaka

Prof. Dr. dr. Sardjono Soedjak, MHPEd, Sp.THT, dr. Sri Rukmini, Sp.THT, dr. Sri Herawati, Sp.THT & dr. Sri Sukesi, Sp.THT. Teknik Pemeriksaan Telinga, Hidung & Tenggorok. Jakarta : EGC. 2000.

Technorati Tags: , , ,

Penulis: hennykartika

Dokter Spesialis THT Semarang. Melayani secara online Demak Tegal Pekalongan Pemalang Purwodadi Kudus Jepara Pati Ambarawa Salatiga temanggung rembang Blora Temanggung Wonosobo . Wilayah Pedurungan Bawen Weleri Kaliwungu Grobogan Sayung Genuk Gubug Mijen Boja Welahan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: