Rinoskleroma

Rinoskleroma adalah penyakit menahun granulomatosa yang bersifat progresif, mengenai traktus respiratorius bagian atas terutama hidung. Penyakit ini ditandai dengan penyempit-an rongga hidung sampai penyumbatan oleh suatu jaringan granulomatosa yang keras serta dapat meluas ke nasofaring, orofaring, subglotis, trakea dan bronkus.
Rinoskleroma disebabkan oleh bacilus gram negatif (Klebsiella rhinoscleromatis).
Penyakit ini pertama kali digambarkan oleh Von Hebra (1870). Mikulitz menemukan sel-sel yang dianggap khas untuk penyakit ini dan Von Frisch menemukan basil jenis Klebsiella yang dianggap sebagai penyebab penyakit ini.
Diagnosis berdasarkan perjalanan klinis dan pemeriksaan patologi spesimen yang memperlihatkan sel-sel Mikulicz yang khas dan bakteri berbentuk batang dalam sitoplasma.
Secara histopatologis penyakit ini terdiri dari tiga stadia; yang menunjukkan gambaran khas adalah stadium granu-lomatosa2,9,12
1. Stadium kataral/ atropik
Metaplasi skuamosa dan infiltrasi subepitel nonspesifik dari sel PMN dengan jaringan granulasi.
2. Stadium granulomatosa
Gambaran diagnostik ditemukan pada stadium ini berupa sel radang kronik, Russel body, hiperplasi pseudo epitelioma-tosa, histiosit besar bervakuola yang mengandung Klebsiella rhinoskleromatis (Mikulicz sel).
3. Stadium sklerotik
Fibrosis yang luas, yang menyebabkan stenosis dan kelain-an bentuk.
PENATALAKSANAAN
Meliputi : medikamentosa, radiasi dan tindakan bedah; namun sampai sekarang belum ada cara yang tepat dan memuaskan.6,8
1. Medikamentosa
Antibiotik sangat berguna jika hasil kultur positif, tetapi kurang berharga pada stadium sklerotik.
Antibiotik yang dapat digunakan antara lain:
– Streptomisin : 0,5-1 g/ hari
– Tetrasiklin : 1-2 g/ hari
– Rifampisin 450 mg/ hari
– Khloramphenikol, Siprofloksasin, Klofazimin1,2,7-10,11,13-15
Terapi antibiotik diberikan selama 4-6 minggu dan dilanjutkan sampai dua kali hasil pemeriksaan kultur negatif.
Rolland menggunakan kombinasi Streptomisin dan Tetra-siklin dengan hasil yang memuaskan.
Steroid dapat diberikan untuk mencegah sikatrik pada stadium granulomatosa.
2. Radiasi
Terapi radiasi pernah diberikan oleh Massod, tetapi hasilnya belum memuaskan.
3. Dilatasi
Cara dilatasi dapat dicoba untuk melebarkan kavum nasi dan nasofaring terutama bila belum terjadi sumbatan total.
4. Pembedahan.

Selengkapnya bisa dilihat di : http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_144_tht.pdf

Technorati Tags: ,

Penulis: hennykartika

Dokter Spesialis THT Semarang. Melayani secara online Demak Tegal Pekalongan Pemalang Purwodadi Kudus Jepara Pati Ambarawa Salatiga temanggung rembang Blora Temanggung Wonosobo . Wilayah Pedurungan Bawen Weleri Kaliwungu Grobogan Sayung Genuk Gubug Mijen Boja Welahan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: