Rinitis atrofi adalah penyakit infeksi hidung kronik, yang ditandai adanya atrofi progresif pada mukosa dan tulang konka dan pembentukan krusta. Secara klinis, mukosa hidung menghasilkan sekret yang kental dan cepat mengering, sehing-ga terbentuk krusta yang berbau busuk. Penyakit ini lebih sering mengenai wanita,terutama pada usia pubertas.
Etiologi dan patogenesis rinitis atrofi sampai sekarang belum dapat diterangkan dengan memuaskan. SINONIM : Ozaena, rinitis fetida, rinitis krustosa.
Beberapa teori yang dikemukakan antara lain :
1) Infeksi kronik spesifik
Terutama kuman Klebsiella ozaena. Kuman ini meng-hentikan aktifitas sillia normal pada mukosa hidung manusia. Kuman lain adalah Stafilokokus, Streptokokus dan Pseudo-monas aeruginosa, Kokobasilus, Bacillus mucosus, Diphteroid bacilli, Cocobacillus foetidus ozaena
2) Defisiensi Fe, vitamin A
3) Sinusitis kronik
5) Ketidakseimbangan hormon estrogen
6) Penyakit kolagen yang termasuk penyakit autoimun
7) Teori mekanik dari Zaufal
8) Ketidakseimbangan otonom
9) Variasi dari Reflex Sympathetic Dystrophy Syndrome (RSDS)
10) Herediter
11) Supurasi di hidung dan sinus paranasal
12) Golongan darah
Selain faktor-faktor di atas, rinitis atrofi juga bisa di-golongkan atas : rinitis atrofi primer yang penyebabnya tidak diketahui dan rinitis atrofi sekunder, akibat trauma hidung (operasi besar pada hidung atau radioterapi) dan infeksi hidung kronik yang disebabkan oleh sifilis, lepra, midline granuloma, rinoskleroma dan tbc.
Selengkapnya silahkan dilihat pada : http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_144_tht.pdf
Technorati Tags: Rinitis Atrofi, Ozaena