Dikutip dari : Yunita A. Rinitis Vasomotor, ©2003 Digital by USU digital
library
Rinitis vasomotor aadalah terdapatnya gangguan fisiologik lapisan mukosa hidung yang disebabkan oleh bertambahnya aktivitas parasimpatis. Kelainan ini merupakan keadaan yang non-infektif dan non-alergi.
Rinitis vasomotor mempunyai gejala yang mirip dengan rinitis alergi sehingga sulit untuk dibedakan. Pada umumnya pasien mengeluhkan gejala hidung tersumbat, ingus yang banyak dan encer serta bersin-bersin walaupun jarang. Etiologi yang pasti belum diketahui, tetapi diduga sebagai akibat gangguan keseimbangan fungsi vasomotor
dimana sistem saraf parasimpatis relatif lebih dominan. Keseimbangan vasomotor
ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berlangsung temporer, seperti emosi,
posisi tubuh, kelembaban udara, perubahan suhu luar, latihan jasmani dansebagainya, yang pada keadaan normal faktor-faktor tadi tidak dirasakan sebagai gangguan oleh individu tersebut.
Penatalaksanaan rinitis vasomotor bergantung pada berat ringannya gejala dan
dapat dibagi atas tindakan konservatif dan operatif. Beberapa faktor yang
mempengaruhi keseimbangan vasomotor :
1. obat-obatan yang menekan dan menghambat kerja saraf simpatis, seperti ergotamin, chlorpromazin, obat anti hipertensi dan obat vasokonstriktor topikal.
2. faktor fisik, seperti iritasi oleh asap rokok, udara dingin, kelembaban udara yang tinggi dan bau yang merangsang.
3. faktor endokrin, sepeti keadaan kehamilan, pubertas, pemakaian pil anti hamil dan hipotiroidisme.
4. faktor psikis, seperti stress, ansietas dan fatigue.
DIAGNOSIS
Dalam anamnesis dicari faktor yang mempengaruhi keseimbangan vasomotor dan disingkirkan kemungkinan rinitis alergi.
Biasanya penderita tidak mempunyai riwayat alergi dalam keluarganya dan keluhan dimulai pada usia dewasa. Beberapa pasien hanya mengeluhkan gejala sebagai respon terhadap paparan zat iritan tertentu tetapi tidak mempunyai keluhan apabila tidak terpapar.
Pada pemeriksaan rinoskopi anterior tampak gambaran klasik berupa edema
mukosa hidung, konka hipertrofi dan berwarna merah gelap atau merah tua (karakteristik), tetapi dapat juga dijumpai berwarna pucat. Permukaan konka dapat licin atau berbenjol ( tidak rata ). Pada rongga hidung terdapat sekret mukoid, biasanya
sedikit. Akan tetapi pada golongan rinore, sekret yang ditemukan bersifat serosa
dengan jumlah yang banyak. Pada rinoskopi posterior dapat dijumpai post nasal
drip.
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan
rinitis alergi. Test kulit ( skin test ) biasanya negatif, demikian pula test RAST, serta kadar Ig E total dalam batas normal. Kadang-kadang ditemukan juga eosinofil pada sekret hidung, akan tetapi dalam jumlah yang sedikit. Infeksi sering menyertai yang ditandai dengan adanya sel neutrofil dalam sekret.
Pengobatan rinitis vasomotor bervariasi, tergantung kepada faktor penyebab
dan gejala yang menonjol.
Secara garis besar, pengobatan dibagi dalam :
1.Menghindari penyebab / pencetus ( Avoidance therapy )
2. Pengobatan konservatif ( Farmakoterapi ) :
– Dekongestan atau obat simpatomimetik digunakan untuk mengurangi
keluhan hidung tersumbat. Contohnya : Pseudoephedrine dan Phenylpropanolamine oral serta Phenylephrine dan Oxymetazoline (semprot hidung ).
– Anti histamin : paling baik untuk golongan rinore.
– Kortikosteroid topikal mengurangi keluhan hidung tersumbat, rinoredan bersin-bersin dengan menekan respon inflamasi lokalyang disebabkan oleh mediator vasoaktif. Biasanya digunakan sedikit selama 1 atau 2 minggu sebelum dicapai hasil yang memuaskan. Contoh steroid
topikal : Budesonide, Fluticasone, Flunisolide atau Beclomethasone
– Anti kolinergik juga efektif pada pasien dengan rinore sebagai keluhan utamanya.Contoh : Ipratropium bromide ( nasal spray )
3. Terapi operatif ( dilakukan bila pengobatan konservatif gagal ) :
– Kauterisasi konka yang hipertrofidengan larutan AgNO3 25% atau triklorasetat pekat (chemical cautery ) maupunsecara elektrik ( electrical cautery ).
– Diatermi submukosa konka inferior (submucosal diathermy of the inferior turbinate )
– Bedah beku konka inferior ( cryosurgery )
– Reseksi konka parsial atau total (partial or total turbinate resection)
– Turbinektomi dengan laser ( laser turbinectomy )
– Neurektomi n. vidianus ( vidian neurectomy ),
Technorati Tags: rinitis vasomotor eosinofil alergi